Ke Puncak Para Dewa, Mahameru Bagian 9

Puncak Para Dewa


POS ARCOPODO. Menjelang Puncak Semeru.

Tak banyak orang tahu mengenai Clignet, seorang ahli geologi Belanda yang pertama kali menempuh jalur barat daya melalui Widodaren ke puncak gunung Semeru. Orang-orang hanya banyak mencatat Wiliam Junghun, botanikus dari Jerman, di dalam deksripsi lengkapnya mengenai penemuan Kina. Selain itu, nama Van Gogh dan Heim juga ikut menyertai penaklukan pertama Mahameru.
Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memecahkan banyak pertanyaan dan kabar burung. Permasalahan ini hampir selalu menyebabkan apa yang disebut mitos, mengesankan bahwa Mahameru banyak diselimuti oleh kabut misteri. Termasuk bagaimana para pendaki masih menyebutnya Arcopodo, dua arca kembar, meskipun sudah bertahun-tahun lamanya tidak pernah ditemukan keberadaan benda itu di sana.
Pos Arcopodo terletak di titik 2.903 mdpl, menghadap ke Kali Mati, di antara luasnya yang tak lebih dari 20 meter persegi itu terdapat batu nisan, dan sulur tumbuhan merambat liar di sisinya. Pos yang dulunya dijadikan tempat untuk meletakkan prasasti tokoh pergerakan mahasiswa, Soe Hok Gie dan Idhan Lubis, itu, terus-menerus membuat banyak orang penasaran, atau bahkan curiga, benarkah di sana ada arca kembar?
Keterangan awal berasal dari mendiang Norman Edwin dan Herman O. Lantang dari Mapala Universitas Indonesia pada tahun 1984. Dua tahun kemudian, ketika Norman mengunjungi kembali dua arca itu, dia menulis di majalah Swara Alam,
Arca ini sulit dikenali karena kepala dan separuh badannya hilang.
Namun, semenjak itu tak pernah ada orang yang tahu di mana letak kedua arca tersebut. Herman O Lantang yang berusaha melihat kembali pada pendakian tahun 1999, gagal karena tergelincir ke dalam jurang pasir yang dalam dan sulit disebrangi. Dia memutuskan tidak mengunjungi arca itu lagi.
Usaha terbaru dari Ekspedisi Cincin Api Kompas kemudian membawa titik terang.Pada 6 Februari 2012, tim berhasil menemukan dua arca tersebut berada di lereng Gunung Semeru, setelah melewati dua lembah tempat jalan lahar, di punggungan bukit dan rerimbunan cemara, dengan kepalanya yang hilang, seperti habis dipenggal.
Dalam laporan ekspedisinya, Ahmad Arif dan Indira Permanasari menulis,
Dua arca itu rupanya tetap di tempatnya sejak dulu. Namun, Pos Arcopodo yang populer dilalui pendaki ke puncak Semeru yang rupanya dipindahkan.
Pun demikian, informasi tetap menggantung. Mengapa pos itu harus dipindahkan …?
Di antaranyalah terdapat rahasia para dewa.
***

Halaman : 123456781011

Ditulis oleh : M. Irwiyana

Also published on : www.readingbiograph.com


0 Komentar untuk "Ke Puncak Para Dewa, Mahameru Bagian 9"

Back To Top