Ke Puncak Para Dewa, Mahameru Bagian 1


Ini kisah nyata, dari catatan lama yang berserakan di mana-mana.


Waktu pertama kali diajak mendaki gunung Semeru, saya sama sekali tak berminat. Saya belum pernah satu kali pun naik gunung dan tak bisa membayangkan bahwa kegiatan itu cocok buat saya yang jarang berolah raga ini.
Tapi teman-teman saya, khususnya @egiechaos, @budiomo, dan @lutfirivaldi, begitu meyakinkan saya bahwa naik gunung itu sangat seru, menantang, dan dengan pernyataan seperti, “Sudah waktunya kita berhenti sejenak dari rutinitas, untuk mengasah ‘pisau’ kita agar lebih tajam,” dari @egiechaos, kemudian @budiomo mengatakan, “Oh, lo bakal nyesel …” dan di antara mereka mulai menyebut-nyebut nama aktivis Soe Hok Gie, lambat-lambat saya pun mulai tertarik. Saya setuju untuk ikut, dan dihadapkan pada masalah kedua: tak punya uang dan perlengkapan naik gunung.
Hampir semua teman saya adalah penggemar Travel Writer Indonesia, @TrinityTraveler. Sejak menjalani hobi jalan-jalan, mereka pernah patungan untuk “sekedar” membeli buku penulis yang menggunakan nama pena The Naked Traveler itu, selain membentuk komunitas jalan-jalan mereka sendiri dengan nama yang mirip, Pinisi Traveler (@PinisiTraveller)—Duit Jajan Buat Jalan-Jalan. Geng Cabut SMA 29-2006.
Saya tak bisa memastikan sejauh mana pengaruh @TrinityTraveler bagi kegiatan jalan-jalan mereka, teman-teman saya itu. Tapi, selama ini saya tahu bahwa @TrinityTraveler berpandangan,
Traveling has nothing to do with being rich/poor. It’s about priorities.
Nah, mengetahui saya setuju ikut naik gunung Semeru, tapi tidak sedang punya uang, apalagi perlengkapan naik gunung, mereka dengan sukarela bahu-membahu membantu saya. Seolah mereka tahu, mau jalan-jalan itu bukan masalah punya uang, perlengkapan atau tidak, tapi masalah bagaimana kita menjadikannya prioritas (dalam hal ini saya menganut pandangan, prioritas yang dimaksud @TrinityTraveler adalah keinginan untuk menambah wawasan).
Untuk alasan ini juga, @bangian, satu teman saya lagi—yang juga ikut kegiatan naik gunung ini dan paling tergila-gila dengan kegiatan jalan-jalan, pernah berkata, “Jangan dimimpiin mulu, nanti enggak kesampean,” waktu saya takut mengiyakan ajakannya berencana jalan-jalan ke Turki. Tampaknya dia sudah tahu sejak lama, sejak kita semua masih SMA, “Traveling is about priorities”, dan saat berbicara kepada saya di rumahnya itu, dia sudah pernah bertandang seorang diri, berkeliling selama kurang lebih satu minggu ke Thailand dan Malaysia hanya dengan uang Rp 2 juta kurang! Laporan jalan-jalannya itu kemudian sukses besar, dibeli oleh majalah pariwisata Thailand. Tak lama kemudian, teman-teman @PinisiTraveller yang lain juga ikut bertandang ke Bangkok, Phi-Phi Island, dengan menggunakan laporan @bangian sebagai panduan mereka.
Oke, kembali ke gunung Semeru. Jujur saja, karena bantuan teman-teman saya itu, siapa yang tidak terharu? Bukan sekedar perlengkapan naik gunung saja, biaya Rp 345.000 yang harus dibayar setiap perserta—acara naik gunung Semeru ini diadakan oleh Frangia dan Khyber Pass (Pendakian Persahabatan Frangia & Khyber Pass)—juga mereka talangin. Bahkan, biaya patungan untuk logistik sebesar Rp 80.000 juga tidak ketinggalan. Waktu itu kalau tidak salah @lutifrivaldi dan @fajar_sukma yang berbelanja. Mereka yang belanja, mereka juga yang menalangi biaya saya. Baik hati dan tidak sombong sekali, asli …
Setelah pinjam barang sana-sini, saya pun akhirnya yakin semuanya sudah lengkap.Pasti bakal mendebarkan, gumam saya waktu itu.


Halaman : 234567891011

Ditulis oleh : M. Irwiyana

Also published on : www.readingbiograph.com
1 Komentar untuk "Ke Puncak Para Dewa, Mahameru Bagian 1"

Casino Finder (NV) - Mapyro
Casino Finder (NV). Casino 경주 출장샵 Name, Casino ID, 안산 출장안마 Casino Operator, 평택 출장마사지 Deposit Methods. Casinos, Casinos, United States, 경산 출장샵 Casinos, United States 구리 출장마사지 of America.

Back To Top