"Dengarlah suara bening dalam hatimu..Biarlah nuranimu berbicara.. Lihatlah puncak gunung menjulang tinggi.. Perkasa menghadapi badai hidup.. Langgam Lawu Kantata Samsara
Cotton Candy |
Kembali ane ingin berbagi cerita dengan kaka-kaka tentang pengalaman ane dan kedua sahabat waktu ngesot kalem ke Lawu pertengahan Juli kemarin, tepat beberapa hari sebelum bulan suci Ramadhan datang. Perjalanan ini diawali dari niat ane ke Slamet yang kandas begitu saja karena ane berubah pikiran beberapa hari sebelum hari H.
#1 Jumat / 13 Juli 2012
Setelah cek persiapan, dengan menumpang Commline Serpong Tn Abang, Meluncurlah tiga orang pria berparas ayu ini menuju ke St. Tanah Abang. Perjalananpun dilanjutkan dengan duduk manis selama kurang lebih 12 jam di KA Eko Bengawan yang sukses mengantarkan kami ke St. Solo Jebres.
Setelah cek persiapan, dengan menumpang Commline Serpong Tn Abang, Meluncurlah tiga orang pria berparas ayu ini menuju ke St. Tanah Abang. Perjalananpun dilanjutkan dengan duduk manis selama kurang lebih 12 jam di KA Eko Bengawan yang sukses mengantarkan kami ke St. Solo Jebres.
#2 Sabtu / 14 Juli
Solo sangat cerah pagi itu, warung nasi gudeg depan stasiun mungkin adalah jawaban yang diberikan Tuhan atas kegundahan yang melanda lambung kami. Segera setelah sarapan dan susah payah mencari tiket pulang ( akhirnya kita dapet KA Eko Bisnis yang harganya lebih dari 2x lipat dari KA Bengawan ), kami bertiga segera berjalan kaki menuju dareah yang dinamakan Jembatan Sapi oleh orang sekitar untuk menunggu bis yang akan mengantar kami ke terminal Tawan Mangu.
Tak perlu menunggu lama, bis yang ditunggupun datang, tanpa ba bi bu..dia langsung melaju menembus cuaca terik sepanjang Solo Karang Pandan Tawan Mangu. Perpaduan antara cuaca panas terik, jalan yang naik turun, dan beat lagu dangdut remix yang menghentak2, benar benar manyadarkan bahwa kami memang sedang melakukan sebuah perjalanan di salah satu pelosok negri ini.
Setelah sampai di Tawan Mangu, kamipun melanjutkan perjalanan dengan mengunakan angkutan Elf untuk menuju pos Cemoro Kandang, ya..memang kami telah merencanakan untuk naik dari pos Cemoro Kandang. Sebenarnya disini kami telah membuat janji dengan salah satu kawan dari AGL untuk bertemu dulu sebelum naik, akan tetapi beliau sepertinya tidak jadi datang.
Akhirnya kurang lebih pukul 12 siang setelah kami mendaftar dan tentunya mengisi perut serta menambah perbekalan air ( karena informasi yang kami dapat, air sedang kering di jalur ini ), kami memutuskan untuk naik. Berdoa dan gambreng hore.. Target hari ini adalah minimal pos 3 sebelum gelap.
Trek CK yang terbilang sedikit landai ( disbanding jalur lainnya ) ternyata cukup membuat kami suka bengong sendiri. Karena seperti cerita yang kami baca atau dengar sebelumnya, panjang dan lama itulah Lawu via CK. Selepas pos 2 s/d po 3, jalur mulai sedikit terbuka dan inipun merupakan jalur yang menurut kami cukup panjang, ditambah sebagai pewaris tahta ngesot kalem, kami banyak berhentinya.
Solo sangat cerah pagi itu, warung nasi gudeg depan stasiun mungkin adalah jawaban yang diberikan Tuhan atas kegundahan yang melanda lambung kami. Segera setelah sarapan dan susah payah mencari tiket pulang ( akhirnya kita dapet KA Eko Bisnis yang harganya lebih dari 2x lipat dari KA Bengawan ), kami bertiga segera berjalan kaki menuju dareah yang dinamakan Jembatan Sapi oleh orang sekitar untuk menunggu bis yang akan mengantar kami ke terminal Tawan Mangu.
Tak perlu menunggu lama, bis yang ditunggupun datang, tanpa ba bi bu..dia langsung melaju menembus cuaca terik sepanjang Solo Karang Pandan Tawan Mangu. Perpaduan antara cuaca panas terik, jalan yang naik turun, dan beat lagu dangdut remix yang menghentak2, benar benar manyadarkan bahwa kami memang sedang melakukan sebuah perjalanan di salah satu pelosok negri ini.
Setelah sampai di Tawan Mangu, kamipun melanjutkan perjalanan dengan mengunakan angkutan Elf untuk menuju pos Cemoro Kandang, ya..memang kami telah merencanakan untuk naik dari pos Cemoro Kandang. Sebenarnya disini kami telah membuat janji dengan salah satu kawan dari AGL untuk bertemu dulu sebelum naik, akan tetapi beliau sepertinya tidak jadi datang.
Akhirnya kurang lebih pukul 12 siang setelah kami mendaftar dan tentunya mengisi perut serta menambah perbekalan air ( karena informasi yang kami dapat, air sedang kering di jalur ini ), kami memutuskan untuk naik. Berdoa dan gambreng hore.. Target hari ini adalah minimal pos 3 sebelum gelap.
Trek CK yang terbilang sedikit landai ( disbanding jalur lainnya ) ternyata cukup membuat kami suka bengong sendiri. Karena seperti cerita yang kami baca atau dengar sebelumnya, panjang dan lama itulah Lawu via CK. Selepas pos 2 s/d po 3, jalur mulai sedikit terbuka dan inipun merupakan jalur yang menurut kami cukup panjang, ditambah sebagai pewaris tahta ngesot kalem, kami banyak berhentinya.
Sibuk cari tiket pulang |
Tag :
Cerita Perjalanan
0 Komentar untuk "Langgam Lawu ( Curhatper Menuju 3.265 ) bagian 1"